“Pihak proyek memang pasang tembok, tapi tidak maksimal. Seharusnya tembok itu dipasang lebih tinggi, agar lumpur ketika pengerjaan tidak masuk ke permukiman warga,” ungkapnya.
Selain itu, Nurhayati menambah, kebisingan pembangunan mega proyek nasional tersebut kedar mengganggu warga terlebih yang memiliki anak bayi.
“Kalau tiap hari emang berisik, kan ini 24 jam. Tiap malam bayi-bayi selalu menangis sulit tidur,” tutur Nurhayati.
Keluhan juga disampaikan warga lain, Cucum (40). Dia khawatir longsoran lumpuran kembali terjadi ketika pengerjaan dilakukan.
“Yang saya khawatir itu kalau musim hujan tiba,” ujar dia.
Dia mengaku juga belum menerima apapun dari pihak KCIC, yang kemarin bantuan sembako berupa beras dan telur dari pemerintah diambil dari kantor desa.
“Ada yang dapat ada juga tidak, kalau saya dapet,” kata Cucum.(Gin)