Surganya Camilan Tradisional Purwakarta Ternyata Ada di Desa Bojong Timur

Salah satu produk camilan dari desa Bojong Timur Purwakarta. (Foto: Jabarnews)

Dijelaskannya, karena ketradisionalan dalam pembuatannya, Borondong ketan ini secara tidak langsung sudah jadi ikon Bojong Timur. Jika ingat nama desa ini, maka orang akan langsung ingat dengan manis dan krispinya penganan ini.

Sebenarnya, kata Dedi, tak hanya borondong ketan, tapi ada produk UMKM yang jadi unggulan lainnya yakni gula aren. Gula aren yang diproduksi pelaku usaha di Bojong Timur ini asli menggunakan bahan baku air sadapan pohon aren.

“Gula tersebut, diolah tanpa campuran bahan lainnya. Serta, cara pengolahannya juga masih menjaga tradisi leluhur. Ada juga daun teh, yang semuanya diolah dengan cara tradisional. Supaya, kandungan gizi dan cita rasanya juga tetap terjaga,” ungkapnya.

Baca Juga:  Atalia Praratya: Produk Asal Jawa Barat Punya Kualitas Untuk Bersaing di Pasar Global

Sayangnya, lanjut Dedi, dalam hal pemasaran produk-produk UMKM ini masih ada kendala. Terutama dari pangsa pasarnya. Selama ini, pemasaran produk ini masih dari satu orang ke orang lain (pemesanan personal). Belum dipasarkan secara luas. Apalagi, menembus pasar modern.

Salah satu penyebabnya, yaitu terkendala legalitas. Seperti PIRT, label halal, logo MUI, dan BPOM masih belum ditempuh. Termasuk, soal komposisi dan berat bersih dari produk itu belum terlampir dalam kemasannya.

“Ini yang jadi kendala pelaku usaha di kami. Tapi untuk borondong ketan memiliki pangsa pasar tersendiri dan menjadi ikon Desa Bojong Timur,” ujarnya.

Baca Juga:  E-Katalog Lokal, Pemkab Purwakarta Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri