Kemarau Tingkatkan Produksi Gerabah Plered Hingga 50 Persen

Pengrajin Gerabah atau Keramik di Plered, Purwakarta. (Foto: JabarNews).

Produksi gerabah di Plered meningkat lebih dari 50 persen selama musim kemarau, didorong oleh waktu pengeringan yang lebih singkat dan tingginya permintaan dari pasar domestik serta ekspor.

Pesanan kerajinan gerabah saat ini sedang ramai, terutama dari Timur Tengah, yang menjadi pasar utama untuk produk hiasan interior dan eksterior rumah.

Camat Plered, Herin Anwar, menyatakan bahwa pihak pemerintah terus mendukung para perajin untuk meningkatkan produksi dan kualitas gerabah, termasuk mendorong inovasi dalam desain produk.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum: Pemprov Jabar Terus Genjot Potensi Ekonomi di Jabar Selatan

“Kami terus mendorong para perajin berinovasi. Keramik Plered menjadi kebanggaan Purwakarta di bidang industri keramik, dengan pasar ekspor yang terus berkembang, terutama ke Timur Tengah,” kata Herin kepada awak media.

Menurut Herin, gerabah konvensional seperti pot bunga dengan berbagai ukuran masih menjadi produk utama untuk pasar domestik, dengan pelanggan yang tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, serta wilayah Sumatera dan Bali. Sementara itu, untuk pasar ekspor, produk hiasan rumah lebih mendominasi.

Baca Juga:  Kreatif, Cara Ibu-Ibu di Purwakarta Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19