Hal tersebut tentu memberikan dampak buruk pada para peternak ayam petelur.
“Berkaca pada harga jual telur dan harga beli pakan setiap hari saya nombok Rp250.000. Kalau seperti ini terus bisa-bisa peternak ayam petelur gulung tikar karena tidak ada solusi selain lelang ayam,” lirih Sugianto.
Dia mengatakan, kondisi ini terjadi dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan dan pembatasan-pembatasan pergerakan masyarakat yang dilakukan pemerintah.
“Ini dampak pandemi. Anjok harga telur dulu pernah terjadi pada 1998, dan fenomena kembali saya rasakan hari ini,” ucap Sugianto.(Gin)