Harga Kedelai Tinggi, DKUPP Purwakarta Antisipsi Penghentian Produksi Tempe dan Tahu

Pengrajin tahu di Purwakarta saat menunjukkan tempat produksinya yang mogok. (JabarNews)

Purwakarta Update | Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak mengantisipsi penghentian produksi tempe tahu oleh produsen akibat tingginya harga kedelai impor.

Kepala DKUPP Kabupaten Purwakarta Dra. Hj. Karliati Juanda, melalui Kepala Bidang Perdagangan, Wita Gusrianita, mengamini adanya kondisi para pedagang tahu dan tempe di Kabupaten Purwakarta yang susah. Sebab, harga bahan pokok tahu dan tempe atau kedelai memang terus mengalami kenaikan.

Menurutnya, kondisi tersebut dipicu oleh kenaikan harga impor kedelai dari luar negeri.

Baca Juga:  Harga Kedelai Dunia Melonjak, Harga Tahu dan Tempe di Indonesia Akan Naik Juga Kah?

“Berdasarkan keterangan Kementerian Perdagangan importir lagi susah, Amerika, cina sebagai negara importir lagi banyak permintaan. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga mendorong importir untuk tetap menjaga ketersediaan mengingat terdapat 150rb pengrajin tahu tempe yang perlu dijaga keberlangsungan usahanya,” jelas Wita, pada Jumat (25/2/2022).

Informasi dari Kementerian Perdagangan, sambung dia, perkembangan harga CBOT, harga kedelai akan terus mengalami kenaikan hingga pertengahan tahun 2022 akibat meningkatnya inflasi di negara produsen, shortgae tenaga kerja dan adanya kenaikan sewa lahan yang mengakibatkan petani menaikkan harga kedelainya.

Baca Juga:  Terkait Kelangkaan Minyak Goreng, DKUPP Purwakarta: Itu Kewenangan Kementerian