
“Kan kita enggak tahu kapan pandemi berakhir, kenapa tidak setiap saat kita memberikan apresiasi kepada mereka sebagai pahlawan di masa sekarang,” katanya.
Dulu, kata dia, pahlawan dianggap sebagai orang yang berjuang di medan perang, yang bertempur dengan peluru, meninggal dan dramatis. Kini siapapun bisa menjadi pahlawan.
“Tapi kalau melihat nakes, dramatis juga, awal pandemi mereka harus memakai hazmat delapan jam sehari. Coba bayangkan,” katanya.
“Saya setuju banget mengapa ada monumen penghargaan kepada mereka dan dikaitkan dengan Hari Pahlawan,” katanya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, Monumen Gasibu ini sudah terbangun sejak sebelum pandemi Covid-19. Namun, Monumen Gasibu itu kemudian diganti menjadi Monumen Perjuangan Pahlawan Covid-19.